Ini gejala yang ‘silent’
Jakarta (ANTARA) –
Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Dr. dr. Tirza Z. Tamim Sp. K.F.R mengatakan masyarakat perlu menyadari penyebab osteoporosis yang sering kali gejalanya tidak terasa karena termasuk pembunuh diam-diam (silent killer).
“Ini gejala yang ‘silent’, kadang tanpa ada gejala, sehingga harus selalu ‘aware’ dengan gejalanya, misal sudah sakit nyeri di sendi, tulang punggung, rupanya sudah terjadi patah tulang,” kata Tirza dalam acara diskusi kesehatan cegah osteoporosis bersama Anlene di Jakarta, Kamis.
Osteoporosis atau pengeroposan tulang, disebabkan karena rongga di dalamnya sudah membesar sehingga menimbulkan celah yang membuat tulang menjadi rapuh dan mudah terjadi patah tulang.
“Akibat tulang belakang retak jadi perubahan bentuk tulang, skoliosis, badan bungkuk, tinggi badan berkurang, ini tanda osteoporosis,” jelas Tirza.
Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol dan berat badan di bawah indeks masa tubuh atau malnutrisi juga jadi faktor risiko bisa terjadi osteoporosi selain karena usia lanjut.
Baca juga: Menopause sebabkan wanita cepat alami osteoporosis
“Minum steroid, anti depresan, anti epilepsi itu bisa menimbulkan keropos tulang, kurang kalsium, vitamin D, perokok dan minum alkohol, diabetes, hipertiroid, penyakit ginjal, itu semua bisa jadi faktor penyebab keropos tulang,” katanya.
Pemeriksaan bisa dilakukan ketika terlihat kaki panjang sebelah, punggung membungkuk dan adanya pemeriksaan laboratorium untuk kadar kalsium dalam darah.
Baca juga: Konsumsi makanan tinggi kalsium sedari muda untuk cegah osteoporosis
Konsumsi juga susu penguat tulang jika ada tantangan dalam indera pengecapan, kesulitan mengunyah yang kerap ditemui pada lansia.
Pada lansia juga diharapkan untuk menjauhi segala kegiatan dengan risiko terjatuh untuk menghindari pembedahan, serta melakukan rehabilitasi penguatan tulang.
“Latihan fisik dua kali seminggu, latihan keseimbangan 15-20 menit dua jam per minggu, aerobik 3-5 kali agar seminggu bisa sampai 150 menit dengan intensitas sedang,” kata Tirza.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024