Ketika teknik pembuatan teh bertemu dengan digitalisasi, maka transformasi industri besar-besaran dimulai secara diam-diam di Kota Huangshan, Provinsi Anhui, China timur.
Huangshan (ANTARA) – Ketika teknik pembuatan teh bertemu dengan digitalisasi, maka transformasi industri besar-besaran dimulai secara diam-diam di Kota Huangshan, Provinsi Anhui, China timur.
Teknik pembuatan teh yang diwariskan dan bertemu dengan mode produksi pabrik modern tidak hanya dapat mencapai kontrol produksi yang baik tetapi juga sangat meningkatkan efisiensi produksi.
“Selain memanfaatkan data warisan budaya tak benda dalam pembuatan teh, kami juga menambahkan proses penghilangan kotoran. Kebersihan teh kami jauh lebih baik dibandingkan produk teh tradisional,” kata pewaris teknik pembuatan teh merah, Zhang Chengren.
Selain itu, teknologi digital menyediakan platform atau pijakan yang lebih luas untuk pewarisan teknik-teknik pembuatan teh.
“Melalui perbaikan metode produksi secara berkelanjutan dan kerja sama dengan para peracik teh berpengalaman, kami dapat mengatur dan mengontrol perubahan dalam proses pembuatan teh. Seluruh proses dilakukan secara digital, namun cita rasa teh tradisional tetap dipertahankan,” kata Xie Sishi, seorang pewaris budaya tak benda nasional untuk teknik pembuatan teh Maofeng Huangshan.
Di Huangshan, teknologi digital tidak hanya mengoptimalkan proses pembuatan teh tradisional, tetapi juga memadukan budaya teh dengan masa depan, membuat warisan budaya tak benda ini menjadi “terwariskan”.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024