REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI — Helikopter tim penyelamat Taiwan menyelamatkan enam orang yang terjebak di daerah pertambangan. Tim penyelamat juga berusaha menjangkau 400 orang di hotel taman nasional di daerah pegunungan dengan udara.
Mereka dilaporkan selamat dari gempa terbesar di Taiwan dalam 25 tahun terakhir. Ratusan guncangan pascagempa masih terasa di bagian timur Taiwan, memaksa banyak warga mencari perlindungan di luar ruangan.
Pihak berwenang mengatakan total korban jiwa gempa berkekuatan 7,2 magnitudo itu bertambah menjadi 10 orang sementara tercatat 1.099 orang terluka. Dalam video yang dirilis pihak berwenang Taiwan terlihat helikopter menarik enam penambang yang terperangkap di tebing dalam penyelamatan dramatis setelah gempa memutus jalan di daerah pegunungan Haulien.
Pihak berwenang mengatakan empat warga negara asing: satu orang Kanada, satu orang India dan dua Australia belum ditemukan. Pada Kamis (4/4/2024) tim penyelamat menemukan 50 pegawai hotel yang terdampar di pinggir jalan tol. Mereka hendak menuju hotel di Taman Nasional Taroko Gorge.
Tim penyelamat juga berhasil mencapai hotel yang akses jalannya terputus gempa dengan helikopter dan menemukan 400 orang dalam keadaan selamat. Departemen pemadam kebakaran mengatakan upaya untuk membuka jalan terus dilakukan.
Penemuan jenazah di jalur pendakian di pintu masuk taman nasional menambah jumlah korban jiwa menjadi 10. Kementerian Pertanian Taiwan meminta masyarakat menjauh dari pegunungan sebab resiko tertimpa batu atau pembentukan “penghalang danau” karena terdapat air terjun di balik puing-puing yang rentan.
Pada Kamis kemarin seharusnya hari pertama dimulainya festival membersihkan makam. Di mana warga biasanya pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi makam leluhur mereka. Liburan akhir pekan panjang ini juga kerap digunakan warga untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata.
Warga kabupaen Hualien sedang berangkat kerja atau sekolah saat gempa menghantam pada Rabu (3/4/2024) lalu. Gedung-gedung di Taipei juga terguncang meski dampak gempa di ibukota itu kecil.
Sebagian besar warga yang terperangkap di dalam gedung di Hualien sudah berhasil diselamatkan. Namun warga masih cemas karena terjadi lebih dari 300 guncangan susulan pada Rabu malam.
“Guncangan susulan sangat mengerikan, ini tidak berhenti, saya tidak berani tidur di dalam rumah,” kata Yu seorang perempuan berusia 52 tahun.Ia terlalu takut untuk pulang ke apartemennya yang ia gambarkan “berantakan.” Yu yang hanya memberikan nama belakangnya mengatakan ia tidur di tenda yang didirikan di lapangan olahraga.
Puluhan warga lainnya juga berdesak-desakan tinggal di luar ruangan di depan gedung 10 lantai yang rusak. Mereka menunggu sampai bisa masuk dan mengambil barang-barang.
Dengan mengenakan helm dan didampingi petugas pemerintah, masing-masing diberi waktu 10 menit untuk mengumpulkan barang-barang berharga di dalam kantong sampah yang besar, meskipun ada juga yang menghemat waktu dengan melemparkan barang-barangnya dari jendela ke jalan di bawahnya.
“Gedung ini sudah tidak bisa ditinggali lagi,” kata Tian Liang-si, yang tinggal di lantai lima, sambil bergegas mengumpulkan laptop, foto-foto keluarga, dan barang-barang penting lainnya.
Ia mengingat saat gempa melanda, membuat bangunan tempat tinggalnya bergoyang dan perabotannya bergeser. Sementara ia bergegas menyelamatkan empat anak anjing yang dia pelihara. “Saya orang asli Hualien, saya seharusnya tidak takut dengan gempa bumi. Tapi, ini adalah gempa yang membuat kami takut,” katanya.
sumber : Reuters