“Ganti ruginya kan sudah jalan. Kita lihatlah memang kemarin yang saya lihat ada orang yang mengungsi karena takut bukan karena rusak berat,” kata Maruli saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Maruli pun tidak merinci berapa kepala keluarga (KK) yang mendapat ganti rugi dari pihak TNI. Dia juga tidak merinci berapa rata-rata biaya ganti rugi yang dikeluarkan TNI.
Dia hanya memastikan hingga saat ini proses ganti rugi masih berlangsung. “kita sudah pilah pilih mana yang rusak rusak kita coba perbaiki,” kata Maruli singkat.
Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat sebanyak 31 rumah mengalami kerusakan terdampak ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya.
“Data sementara ada 31 rumah yang terdampak berupa kaca pecah, plafon retak, atap retak/bolong,” ungkap Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu usai melakukan asesmen langsung ke lokasi terdampak di Gunung Putri, Minggu (31/3).
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki waktu 14 hari dalam melakukan asesmen mulai dari menghitung jumlah rumah yang rusak, upaya koordinasi hingga menentukan langkah-langkah penanganan.
Asmawa mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat untuk melakukan penanganan terhadap rumah yang rusak.
“Tentu akan didata terlebih dahulu lalu dikoordinasikan dengan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar untuk tindak lanjut penanganan,” ujar Asmawa.
Sementara, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebut rumah warga yang terdampak akibat kebakaran Gudmurah akan diberikan ganti rugi.
“Ya tentunya nanti kami akan data, akan disisir oleh aparat teritorial yang sekarang sudah bekerja. Nanti apabila ada kerusakan di rumah masyarakat, kami akan ganti,” ungkap Agus.
Baca juga: KSAD: Terbuka peluang merelokasi permukiman dekat Gudmurah
Baca juga: KSAD akui proses disposal amunisi kedaluwarsa cukup panjang
Pewarta: Walda Marison
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024