Biaya tersebut hanya akan dikenakan kepada pengunjung yang datang dari luar Venesia, pada jam-jam sibuk dan pada puncak musim wisata. Jika uji coba ini berhasil, penerapannya akan diperpanjang, kata para pejabat.
Kota di Italia utara itu merupakan kota pertama di negara tersebut yang meluncurkan rencana semacam itu.
Beberapa kelompok advokasi mengeluhkan bahwa biaya tersebut mendiskriminasi pelancong berpenghasilan rendah dan membatasi kebebasan bergerak.
Namun, Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro mengatakan biaya tersebut merupakan cara untuk mendanai upaya pelestarian kota, melalui dana yang diberikan oleh mereka yang tidak mendukung basis pajak kota tersebut baik sebagai penduduk atau dengan tinggal di kota itu.
“Kami memiliki kewajiban untuk melestarikan pusat-pusat bersejarah dunia,” ujar Brugnaro dalam sebuah konferensi pers
Biaya itu akan diterapkan pada 30 hari puncak perjalanan antara 29 April dan 14 Juli. Tiket harus dibeli secara daring dan siapa pun yang memasuki kota tersebut secara ilegal tanpa membayar dapat dikenakan denda sebesar 300 euro.
Biaya itu tidak akan dikenakan pada penduduk kota, anak-anak di bawah usia 14 tahun, pelajar, pengunjung yang menginap di hotel-hotel di Venesia, atau mereka yang datang untuk mengikuti kompetisi olahraga atau acara yang berhubungan dengan pekerjaan. Biaya tersebut juga tidak berlaku bagi mereka yang tiba di kota itu setelah pukul 16.00 atau sebelum pukul 08.30 waktu setempat.
Pemberlakuan biaya tersebut dilakukan setelah Venesia melarang kapal pesiar besar memasuki pelabuhan kota itu pada 2021 dan 2022 karena dianggap membahayakan infrastruktur kota. Namun, keputusan ini memicu reaksi negatif, yakni penghapusan Venesia dari rencana perjalanan Norwegian Cruise Lines untuk tahun ini dan tahun depan.
Kota tersebut juga melarang penggunaan alat pengeras suara untuk tur kelompok.
Venesia merupakan situs Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan merupakan salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di Eropa. Selesai
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024