“Jangan sampai kita kurang cairan selama perjalanan ya. Ingat, di jalan banyak polusi dan berbagai zat beracun. Kalau kurang cairan dan itu masuk ke dalam tubuh, nanti jadi susah bagi tubuh kita mengurai (kandungan dalam) polusi itu,” kata dr. Surya Ulhaq, Sp.PD dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Sabtu.
Surya menuturkan selama berada di perjalanan, tubuh manusia rentan terkena berbagai bentuk polusi seperti polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor. Apabila kebutuhan cairan dalam tubuh kurang, dikhawatirkan berbagai zat berbahaya yang bertebaran di jalan masuk ke dalam tubuh dan menurunkan imunitas pemudik.
Baca juga: Wanita diingatkan tak menahan kencing saat mudik demi cegah ISK
Baca juga: Pemudik dengan pembesaran prostat tak dianjurkan konsumsi minum manis
Maka dari itu, ia menyarankan supaya masyarakat yang pergi mudik untuk membawa air putih sebagai salah satu bekal yang dipersiapkan selama di perjalanan dan memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi serat.
Disarankan untuk menghindari minuman-minuman yang rasanya manis atau mengandung soda. Dengan memperhatikan kebutuhan cairan tubuh, ia mengatakan tubuh juga tidak akan terkena dehidrasi.
“Kita bisa bekal buah-buahan yang kaya air juga, misalnya semangka atau pir, itu bagus,” ujar Surya.
Sebelumnya pada Kamis (28/3), Dokter Spesialis Urologi Rumah Sakit Abdi Waluyo dr.Samycha Jusuf, Sp.U juga telah menyarankan pada para pemudik untuk menghindari minuman manis seperti teh dan kopi.
Samycha mengatakan menghindari minuman manis dapat membantu pemudik terhindar dari kondisi meningkatnya frekuensi berkemih atau ingin buang air kecil semakin meningkat di malam hari, terutama bagi pemudik yang menderita pembesaran prostat
“Jangankan waktu Lebaran, saat bulan puasa pun dengan menggunakan teh, itu pasti frekuensi berkemih malamnya saja sudah meningkat,” ujar Samycha.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan ada sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari total penduduk melakukan perjalanan mudik selama periode Lebaran 2024.
“Kami melakukan prediksi berdasarkan pemetaan dari tanggal-tanggal libur yang telah ditetapkan,” kata Kepala Badan Transportasi Kementerian Perhubungan Robby Kurniawan dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (17/3).
Adapun alasan masyarakat melalukan perjalanan mudik adalah 52 persen untuk merayakan Idulfitri di kampung halaman, sebanyak 35,2 persen tradisi mengunjungi sanak saudara di kampung, dan 10,6 persen memanfaatkan waktu libur Lebaran untuk berkunjung ke tempat wisata.
Baca juga: KAI Jakarta sediakan fasilitas isi ulang air minum untuk pemudik
Baca juga: Dokter berikan tips sehat selama mudik
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024