TT Ads

Isu Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Pengamat: Yang Paling Dekat Kekuasaan yang Menang
Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, mulusnya jalan Gibran Rakabuming Raka di panggung politik tak lepas dari privilesenya sebagai putra dari Presiden Joko Widodo.
Sebagai putra dari pemimpin negara, sosok Gibran dianggap punya modal nama besar.
Oleh karenanya, meski belum genap tiga tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gibran kini mendapat tawaran untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
“Kita sampai pada suatu masa di mana untuk bisa menjadi politisi, untuk bisa menjadi calon pemimpin di negara ini, enggak perlu umur tua, enggak perlu pengalaman yang panjang, enggak perlu pengalaman yang mentereng,” kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2023).
“Yang paling dekat dengan kekuasaan kemungkinan menang, menjadi prioritas untuk bisa dimajukan dan dipilih,” tuturnya.
Baca juga: Kata Prabowo soal Peluang Gibran atau Ganjar Jadi Cawapresnya…
Memang, jam terbang Gibran di panggung politik belum seberapa. Namun, kata Adi, buat para pendukung Prabowo dan Gibran, itu tak menjadi soal.
Buat para pendukungnya, Gibran dianggap sudah mumpuni dengan portofolio hampir tiga tahun menjadi Wali Kota Solo.
“Kita tidak bisa menutup mata, terutama bagi kubu yang anti dan tidak mendukung Prabowo, tentu Gibran masih dianggap belum cukup umur belum cukup pengalaman,” ucap Adi.
Padahal, kata Adi, sosok cawapres bukan sekadar pelangkap capres. Meski bertugas mendampingi presiden, kursi wakil presiden seharusnya diisi oleh orang yang berpengalaman.
Baca juga: Kata Prabowo soal Peluang Gibran atau Ganjar Jadi Cawapresnya…
Lebih lanjut, Adi menyebutkan, wacana pencawapresan Gibran seolah mengesampingkan sejumlah nama yang sejak lama digadang-gadang jadi cawapres Prabowo. Padahal, dibanding Gibran, nama-nama itu punya pengalaman politik yang notabene lebih lama.
Misalnya, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) Erick Thohir, hingga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) sekaligus mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra.
“Seakan jauh lebih hebat Gibran yang sebenarnya masih baru masuk dalam dunia politik,” tutur Adi.
Sebagaimana diketahui, nama Gibran kian santer disebut sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo untuk Pemilu 2024.
Partai-partai anggota Koalisi Indonesia Maju terang-terangan menyebut sosok Gibran sebagai salah satu kandidat cawapres terkuat. Duet Prabowo-Gibran juga diusulkan oleh relawan hingga organisasi sayap Partai Gerindra.
Gibran sendiri tak menampik bahwa dirinya telah berulang kali diminta Prabowo jadi cawapresnya untuk kontestasi pemilihan mendatang.
Baca juga: PDI-P Enggan Berandai-andai soal Gibran Didukung jadi Cawapres Prabowo
Namun, Gibran sendiri berulang kali menyatakan bahwa usianya yang baru 36 tahun belum memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Hal ini pula yang disampaikan Gibran ketika menjawab pinangan Prabowo.
“Jawabannya umur tidak cukup,” kata putra sulung Presiden Jokowi itu di Solo, Jawa Tengah, Senin (9/101/2023).
Pasal 169 huruf q Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu memang mensyaratkan capres-cawapres minimal berusia 40 tahun. Namun, ketentuan tersebut saat ini tengah digugat oleh sejumlah pihak ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Hingga kini, MK belum mengumumkan putusan uji materi aturan syarat usia capres-cawapres. Sidang pembacaan putusan perkara ini dijadwalkan digelar pada Senin, 16 Oktober 2023.
Seandainya MK memutuskan mengabulkan gugatan para pemohon untuk menurunkan batas usia minimal capres-cawapres, terbuka peluang buat Gibran melaju ke panggung pilpres mendatang.

Copyright 2008 – 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

source

TT Ads

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *