Umat Islam sholat di bawah Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat kedua di bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Jumat, (22/3/2024).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masjid Al Aqsa merupakan kiblat pertama bagi umat Islam karenanya Masjid Al Aqsa sangat dimuliakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Masjid Al Aqsa juga merupakan saksi bisu perjalanan Nabi Muhammad saw menuju ke Sidrotul Muntaha, di mana Allah pertama kali menurunkan perintah Shalat kepada Nabi Muhammad saw. Tetapi kini, Masjid Al Aqsa berada dalam penguasaan kaum zionis Israel.
Selama berpuluh-puluh tahun lamanya, Yahudi Israel mengatur siapa saja yang boleh dan tidak boleh memasuki Masjid Al Aqsa. Dan yang terbaru, Yahudi ekstremis tengah mempersiapkan ritual penyembelihan sapi merah.
Mereka meyakini dengan menyembelih sapi merah maka akan dimulai pembangunan kuil ketiga (kuil solomon) yang berlokasi di Masjid Al Aqsa saat ini. Kuil ketiga ini merupakan tempat suci umat Yahudi yang mereka siapkan untuk menyambut kedatangan juru selamat mereka, yakni Mesias Yahudi.
Karena hal ini, Temple Institute Yahudi kemudian mengeluarkan iklan pengumuman yang meminta para pendeta Yahudi (Kohen) untuk melatih banyak relawan pada ritual penyucian dengan sapi merah.
Menanggapi hal ini, Sekjen Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Suhartono meminta Muslim di seluruh dunia bersatu untuk mencegah hal itu terjadi. Bahkan bukan hanya mencegah, tetapi juga membebaskan Masjid Al Aqsa dari cengkraman zionis Israel.
“Sebagai mana mereka zionis Yahudi selalu melakukan persiapan untuk merobohkan Al Aqsa, maka kita sebagai muslim sejati seharusnya lebih siap untuk mempertahankan Al Aqsa, bahkan bukan hanya mencegah tapi mengusir para penjajah Yahudi dari tanah air Palestina seutuhnya. From the river to the sea, Palestine will be free,” ujarnya kepada Republika, Sabtu (6/4/2024).
Keinginan para zionis Israel adalah…