Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) generasi keempat pertama di dunia mulai memasok energi panas ke penduduk Kota Rongcheng di Provinsi Shandong, China timur.
Jinan (ANTARA) – Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) generasi keempat pertama di dunia, PLTN dengan reaktor berpendingin gas bersuhu tinggi (high temperature gas-cooled reactor/HTGR) Shidaowan milik China, mulai memasok energi panas ke penduduk Kota Rongcheng di Provinsi Shandong, China timur.
Ini adalah kali pertama PLTN tersebut menyediakan pasokan energi panas bagi penduduk perkotaan yang menandai terobosan lainnya dalam pemanfaatan energi nuklir secara komprehensif, demikian disampaikan Huaneng Shandong Shidaowan nuclear power Co. Ltd, yang merupakan operator PLTN tersebut.
Mulai 27 Maret, proyek penyediaan pasokan energi panas dari PLTN itu sudah terhubung ke jaringan listrik untuk membantu pemanasan di area seluas sekitar 190.000 meter persegi di kota tersebut, menggantikan energi panas sebelumnya. Proyek ini diperkirakan dapat menghemat 3.700 ton batu bara pada setiap musim pemanasan sehingga dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 6.700 ton, berdasarkan data operator.
Musim pemanasan di Rongcheng dijadwalkan berlangsung pada November 2023 hingga pertengahan April 2024, atau lebih lama dibandingkan beberapa wilayah lain di Shandong. Kota pesisir itu sering kali mencatat rata-rata suhu 6 hingga 10 derajat Celsius lebih rendah dibandingkan kota-kota pedalaman di Shandong, menurut badan meteorologi setempat.
Proyek tersebut, yang berlokasi di Provinsi Shandong dan hak kekayaan intelektual independen sepenuhnya dimiliki China, dikembangkan bersama oleh China Huaneng Group, Universitas Tsinghua, dan China National Nuclear Corporation.
Pembangunan PLTN HTGR Shidaowan dimulai pada Desember 2012, dan menghasilkan listrik untuk kali pertama pada Desember 2021. PLTN tersebut resmi beroperasi secara komersial pada Desember 2023.
Kota Rongcheng berencana menyempurnakan jaringan tabung pendukungnya untuk menyediakan pasokan energi panas nuklir tahun ini, yang diperkirakan dapat membantu pemanasan di area tambahan seluas 4,6 juta meter persegi di kota tersebut. Dengan begitu, lebih dari separuh penduduknya akan mendapatkan akses ke pasokan energi panas dari tenaga nuklir.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024