Aksi para anggota kongres itu dilakukan setelah konvoi bantuan kemanusiaan dari World Central Kitchen (WCK) dihantam serangan mematikan oleh pasukan Israel di Jalur Gaza.
Dalam surat tersebut, mereka mengungkapkan keprihatinan dan kemarahan terkait serangan Israel itu, yang menewaskan tujuh pekerja WCK, termasuk seorang warga AS.
“Dengan kejadian ini, kami sungguh-sungguh mendesak Anda untuk mempertimbangkan kembali keputusan Anda baru-baru ini yang mengizinkan pengiriman paket senjata baru ke Israel, dan menunda pengirimannya dan pengiriman senjata ofensif di masa depan sampai penyelidikan menyeluruh terhadap serangan udara itu rampung,” demikian bunyi surat itu.
Mereka juga meminta pemerintah AS memastikan bahwa pengiriman senjata ke Israel berikutnya, termasuk yang sudah disetujui, “harus memenuhi syarat untuk menjamin penggunaannya sesuai dengan hukum AS dan internasional.”
“Kami juga mendesak Anda untuk menunda pengiriman-pengiriman ini jika Israel tidak cukup mampu mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza, termasuk pekerja bantuan, dan jika mereka gagal memfasilitasi –atau menolak atau membatasi– pengangkutan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata para anggota kongres dalam surat itu.
Pada Senin (1/4), tujuh pekerja WCK berkewarganegaraan Australia, Polandia, Inggris, Palestina, dan AS-Kanada tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Organisasi bantuan tersebut kemudian menangguhkan kegiatan mereka di wilayah kantong Palestina yang diblokade oleh Israel itu.
Angkatan bersenjata Israel (IDF) pekan ini mengatakan bahwa pihaknya telah memberhentikan dua tentara dan menegur tiga lainnya setelah merampungkan penyelidikan atas insiden maut itu.
Menurut kesimpulan penyelidikan, pasukan Israel secara keliru meyakini bahwa mereka menyerang milisi Hamas.
Sumber: Sputnik
Baca juga: AS “geram” dengan serangan Israel yang tewaskan pekerja bantuan
Baca juga: Polandia minta Israel minta maaf atas pembunuhan warganya di Gaza
Israel serang RS Al-Aqsa Gaza tengah, 4 tewas dan 17 luka-luka
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024